tak hanya sekedar jargon kosong... Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!!
ups.......
Rabu, 19 Oktober 2011
Pohon Apel
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang
senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang
memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di
keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai
pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil
itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu
hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini
bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab
anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak
punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi
kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa
mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang
ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu
anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang
melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja
untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah
kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua
dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.
Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel
itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia
melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah
kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel
merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi
deganku." kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup
tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku
sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang
tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah
berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat
kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi
datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah
apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah
apelmu." jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata
pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan
padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat
ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku
hanya mmebutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah
sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat
terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di
pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu
sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.Ini adalah
cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang
ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa
pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang
bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir
bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu,
tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.
(copas dr email sebelah)
Sederhana sebenarnya.....
Membaca postingan teman-teman di blog mereka, saya jadi berpikir, sebenarnya mereka hanya menulis hal-hal kecil yang terjadi pada mereka di suatu waktu. cukup unik, mereka berbagi pengalaman kecil dan sederhana, tetapi yang membuat mereka jadi lebih dibandingkan qta, karena mereka meluangkan waktu untuk mengabadikan moment kecil namun sangat berharga bagi mereka, sehingga moment itu menjadi bagian bagi pembaca blog-nya....
Sederhana sebenarnya, tapi memang butuh skil dan kemauan yang kuat untuk konsisten menulis apapun yang terjadi pada kita. cerita-cerita kecil, sederhana, dan tak peduli apakah dibaca orang, apakah disukai, apakah ditanggapi dan sebagainya....
ayo rajin menulis, skil itu perlu diasah. semakin lama, maka akan semakin bagus tulisan qta....:)
Selasa, 18 Oktober 2011
aku.......
aku tak sehebat yang aku pikirkan,
aku tak sepintar yang aku pikirkan,
aku tak seberuntung yang aku pikirkan,
aku bukan siapa-siapa,
aku bukan apa-apa,
aku hanyalah setitik debu di alam semesta ini,
yang tak mampu melakukan sesuatu,
tanpa bantuan-Mu.
Selasa, 27 September 2011
sabar yuk....
Mudah diucapkan tapi emang sulit untuk di praktekkan... itulah sabar.... kurang apa coba?? aku tau koq, klo tidak semua yang qta inginkan harus terpenuhi, dalam al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, sudah sangat aku pahami, dan juga banyak hadist yang aku ketahui dan pahami, bahwa Allah bersama dengan orang yang sabar, disitu juga timbul sebuah kayakinan bahwa, wlopun keinginan qta tidak qta dapati, tetapi Allah selalu bersama qta, tetapi tetap aja itu sulit untuk dijalani. Ditambah lagi dengan cemoohan orang yang selalu merendahkan jika ada kekurangan di diri qta, seharusnya qta ceukin aja, tapi qta kan pinya mata, dan telinga yang melihat dan mendengar cemoohan mereka.....
Sabar.....sabar yuk, mungkin dengan qta bisa sabar bersama-sama, akhirnya qta-pun bisa menjalani kenyataan ini bersama-sama....
Sabar.....sabar yuk......:)
Kamis, 24 Februari 2011
gundah....
11 hari lagi, kami genab 3 tahun menikah, tapi krn belum punya momongan, kami seperti baru nikah aja....:(
jadi iri sama teman2 yang baru nikah tapi langsung dikaruniai momongan... seolah-olah mrk lebih berpengalaman dlm berumahtangga...anak-ananknyapun sudah bisa berlari, bahkan sudah ada yang punya 2 momongan.
beda banget sama kami, kami seolah-olah baru nikah yang masih sibuk dengan honeymoon saja. sebenarnya, karena kami belum punya momongan, makanya kami menyibukkan diri saja dengan ber-honeymoon terus....
apalagi sekarang aku pisah dengan suamiku, kami pisah karena alasan pekerjaan, makin terasa sepi dunia ini. aku slalu berusaha untuk mengambil hikmah dari semua kejadian ini dan berusaha untuk tegar, setegar batu karang di lautan... akupun slalu mencari nasehat2 di blog-blog saudaraku...tapi terkadang rasa sepipun tetap menghampiri lagi... mencaba menikmati masa-masa ini, tapi aku merasa hidupku tak punya tujuan. aku sadar betul, bahwa yang terpenting adalah amalan-amalan nyata yang dapat kita persembahkan dihapan Tuhan kelak.
aku merasa hidup ini hanya untukku sendiri, beda dengan seorang ibu, merak mendedikasikan hidupnya untuk kluarganya, terutama untuk anak-anaknya...tapi aku hidup hanya untuk diriku sendiri, suamipun tak ada disisiku...
seharusnya aku bisa memanfaatkan waktu ini agar lebih bermanfaat dan lebih optimal untuk beribadah kepada Tuhanku. seperti kebanyakan teman-temanku yang beralasan susah beribadah atau hanya bisa sedikit beribadah karena terganggu oleh anak-anaknya, tapi aku sama saja dengan mereka, bahkan menurutku, aku lebih merugi dibandingkan mereka, karena mereka ada yang diurusi, yaitu anak-anaknya, tapi aku tak ada yang aku urusi satupun, suamipun tidak...
hafalanku sama saja dengan mereka, tak bertambah bahkan berkurang. sebagian malahan lebih bagus dariku, meraka punya anak-anak, hafalnnya banyak, sholatnya bagus, puasanya rajin, sedekahnyapun melimpah...
mungkin karena aku tak pandai mengelola diri sendri, makanya akupun belum (semoga saja memang ditunda atau memang belum) diamanahi momongan.
saat ini, akupun dah bosan untuk berobat, ku rasa karena mungkin waktunya belum tepat aku meiliki momongan, jadi aku benar-benar malas untuk berobat kesana-kemari... aku hanya berharap, Tuhan-ku berbaik hati memberikan aku momongan dalam waktu dekat ini. hanya itu saja.
jadi iri sama teman2 yang baru nikah tapi langsung dikaruniai momongan... seolah-olah mrk lebih berpengalaman dlm berumahtangga...anak-ananknyapun sudah bisa berlari, bahkan sudah ada yang punya 2 momongan.
beda banget sama kami, kami seolah-olah baru nikah yang masih sibuk dengan honeymoon saja. sebenarnya, karena kami belum punya momongan, makanya kami menyibukkan diri saja dengan ber-honeymoon terus....
apalagi sekarang aku pisah dengan suamiku, kami pisah karena alasan pekerjaan, makin terasa sepi dunia ini. aku slalu berusaha untuk mengambil hikmah dari semua kejadian ini dan berusaha untuk tegar, setegar batu karang di lautan... akupun slalu mencari nasehat2 di blog-blog saudaraku...tapi terkadang rasa sepipun tetap menghampiri lagi... mencaba menikmati masa-masa ini, tapi aku merasa hidupku tak punya tujuan. aku sadar betul, bahwa yang terpenting adalah amalan-amalan nyata yang dapat kita persembahkan dihapan Tuhan kelak.
aku merasa hidup ini hanya untukku sendiri, beda dengan seorang ibu, merak mendedikasikan hidupnya untuk kluarganya, terutama untuk anak-anaknya...tapi aku hidup hanya untuk diriku sendiri, suamipun tak ada disisiku...
seharusnya aku bisa memanfaatkan waktu ini agar lebih bermanfaat dan lebih optimal untuk beribadah kepada Tuhanku. seperti kebanyakan teman-temanku yang beralasan susah beribadah atau hanya bisa sedikit beribadah karena terganggu oleh anak-anaknya, tapi aku sama saja dengan mereka, bahkan menurutku, aku lebih merugi dibandingkan mereka, karena mereka ada yang diurusi, yaitu anak-anaknya, tapi aku tak ada yang aku urusi satupun, suamipun tidak...
hafalanku sama saja dengan mereka, tak bertambah bahkan berkurang. sebagian malahan lebih bagus dariku, meraka punya anak-anak, hafalnnya banyak, sholatnya bagus, puasanya rajin, sedekahnyapun melimpah...
mungkin karena aku tak pandai mengelola diri sendri, makanya akupun belum (semoga saja memang ditunda atau memang belum) diamanahi momongan.
saat ini, akupun dah bosan untuk berobat, ku rasa karena mungkin waktunya belum tepat aku meiliki momongan, jadi aku benar-benar malas untuk berobat kesana-kemari... aku hanya berharap, Tuhan-ku berbaik hati memberikan aku momongan dalam waktu dekat ini. hanya itu saja.
Kamis, 17 Februari 2011
pengen rajin nulis.....
sebenarnya saya suka iri klo liat orang2 bisa menerbitkan buku, seolah-oleh mereka punya banyak kata-kata yang ajaib... padahal kata-katanya biasa aja seperti kata-kata yang kita ucapkan sehari-hari.... tapi aku lebih suka ngomong dari pada nulis, itulah permasalahannya....
padahal banyak baca dan nulis, lebih baik dari pada banyak ngomong.... istilahnya omdo (omong doang), no action.....
sedikit-sedikit, aku berusaha mengumpulkan kata-kataku, dan aku akan tuangkan ke blog ini....:) inilah permulaannya.....
Sholah dhuha duoloe ya....dah jam10.30 neh.....
padahal banyak baca dan nulis, lebih baik dari pada banyak ngomong.... istilahnya omdo (omong doang), no action.....
sedikit-sedikit, aku berusaha mengumpulkan kata-kataku, dan aku akan tuangkan ke blog ini....:) inilah permulaannya.....
Sholah dhuha duoloe ya....dah jam10.30 neh.....
Rasululloh.....salah satu akhlak terpujinya....
Setelah Rasululloh meninggal, Abu Bakar bertanya kepada Aisyah ra: "amalan apa yang rasululloh kerjakan tapi belum aku kerjakan ya aisyah??", aisyah menjawab:"ada 1 amalan yang belum engkau kerjakan, yaitu: setiap pagi memberi makan seorang yahudi buta di sudut pasar sana". Keesokan harinya pun Abu Bakar pergi ke pasar dan menghampiri yahudi buta itu dan memberinya makan. namun yahudi buta itu bertanya:"siapa engkau?", Abu Bakar menjawab:"aku adalah orang yang biasa memberimu makan". sang yahudi buta menjawab:"bukan, engkau bukan orang yang biasa, karena orang yang biasa tidak pernah membiarkan aku lelah mengunyah makanan". maka Abu Bakar pun mengakui bahwa dia bukanlah orang yang biasa memberinya makan:"benar, aku bukanlah orang yang biasa memberimu makan, karena orang yang yang memberimu makan telah meninggal dunia, dan orang itu adalah Muhammad Rasululloh saw, yang selalu engkau hina dan caci maki". mendengar perkataan Abu Bakar tersebut, yahudi buta yang ternyata suka menghina Rasululloh, padahal Rasululloh slalu bersikap lemah lembut kepadanya, slalu memberikan makan yang telah dikunyah terlebih dahulu sebelum memasukkan ke mulutnya sehingga dia mudah mengunyak makan trsebut dan menelannya, menangis tersedu-sedu dan kemudian menyatakan ke-Isalam-nya..... subhanallah...itulah indahnya akhlak seorang muslim, rahmatan lil'alamin....
Langganan:
Postingan (Atom)